Belum pernah terjadi sebelumnya.

Sepertinya ini adalah kata yang tepat untuk tahun 2020. Kita belum pernah menyaksikan pandemi, ketegangan warga yang meluas, dan redefinisi diskriminatif tentang jenis kelamin dan gender dalam waktu beberapa bulan. Dan, bahkan saya belum mulai membahas tentang serangga/hama pembunuh.

Tentu saja tidak semuanya buruk. Kesadaran kita yang meningkat akan ketidakadilan rasial terasa luar biasa dan juga baik. Tetapi kata itu kehilangan kemilaunya setelah setiap rantai makanan cepat saji, platform daring, dan toko yang pernah saya kunjungi menggunakan frasa "pada masa yang belum pernah terjadi sebelumnya" ini untuk meluncurkan serangkaian email.

Meskipun awalnya deskriptif, frasa itu sekarang telah menguasai. Ini berfungsi sebagai pengingat bahwa tidak ada dari kita yang sepenuhnya tahu jalan ke depan. Pakar politik, dokter, pemrotes, dan pendeta semuanya berada di wilayah yang belum dipetakan yang sama. Guru tidak memiliki preseden untuk pembelajaran daring. Rumah jompo tidak memiliki kebijakan sebelum penghuni lansia mereka sangat berisiko.

Tak satu pun dari kita yang pernah mengalami ini sebelumnya. Kita semua berjuang untuk menemukan jalan ke depan. Kita tidak perlu pengingat terus-menerus bahwa kita berada dalam situasi yang baru; tubuh dan jiwa kita setiap hari menegaskan bahwa kita berada dalam situasi yang sulit.

Ketika kantor-kantor berita, bisnis, dan bahkan sekolah terus mengingatkan kita bahwa masa-masa ini belum pernah terjadi sebelumnya, Firman Allah mengingatkan kita bahwa Kristus mendahului dan juga yang paling unggul.

Kristus di Depan Kita

Mendahului berarti tindakan atau kondisi yang terjadi sebelumnya atau yang merupakan anteseden. Meskipun kecil kemungkinannya bahwa kata itu akan muncul di setiap keterangan dari rantai makanan cepat saji, orang percaya perlu mengingat kebenarannya karena itu sangat penting bagi kita.

Menanggapi pertanyaan Ayub yang jujur dan dapat dimaklumi tentang Allah selama masa penderitaan yang tak terbayangkan (dan, ya, belum pernah terjadi sebelumnya), Allah menghiburnya dengan tindakan-Nya yang mendahului. Memulai daftar pertanyaan-Nya sendiri, Allah secara retoris bertanya kepada Ayub, "Di manakah kamu ketika Aku meletakkan dasar bumi? Katakanlah kepada-Ku jika kamu memiliki pengertian. Siapakah yang menentukan ukuran-ukurannya -- Tentu kamu mengetahuinya! Atau siapakah yang merentangkan tali pengukur di atasnya?" (Ayub 38:4).

Sementara, pasal-pasal berisi pertanyaan-pertanyaan (Ayub 38-41) menantang, itu juga dimaksudkan untuk menghibur Ayub yang menderita dengan mengingatkannya bahwa Allah adalah anteseden terhadap ciptaan dan berdaulat atas semua itu.

Demikian juga, ketika menulis kepada jemaat di Kolose dalam masa yang tidak biasa dan menggoyahkan, rasul Paulus meluangkan waktu untuk mengkonfirmasi tindakan Kristus sebelumnya. Tidak seperti bidat yang mengacaukan yang menjanjikan sesuatu yang baru, Paulus mengingatkan orang-orang percaya bahwa Kristus ada sebelum segala sesuatu, menciptakan segala sesuatu, dan karenanya lebih baik dari semua yang sedang terjadi:

Ia adalah gambaran dari Allah yang tidak kelihatan, yang sulung atas semua ciptaan. Sebab, oleh Dia, segala sesuatu yang ada di surga dan di bumi diciptakan, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik takhta, kekuasaan, pemerintah, maupun penguasa. Segala sesuatu diciptakan melalui Dia dan untuk Dia. Ia sudah ada sebelum segala sesuatu, dan segala sesuatu ditopang bersama-sama dalam Dia. (Kol. 1:15-17)

Ketika kita mulai memahami bagaimana virus yang tidak terlihat dengan mata telanjang mengancam planet kita dan bagaimana rasisme dimasukkan ke dalam bangsa kita yang baru mulai, Kristus sudah mendahului kita. Sementara kita menunggu vaksin dan terlibat dalam percakapan yang tidak nyaman tentang bangsa kita dan sesama kita, Kristus telah mendahului kita. Ketika kita akhirnya memasuki tempat di mana kematian tidak ada lagi dan setiap suku, lidah, dan bangsa tinggal dalam kesatuan, Kristus sudah akan mendahului kita.

Kristus Di Atas Kita

Keunggulan adalah kata lain yang jarang kita gunakan. Itu berarti unggul, atau melampaui orang lain. Di musim yang ditandai dengan kebingungan, penderitaan, dan keterasingan, kita sebaiknya menemukan kembali dan mengingat keunggulan Kristus.

Ketika ia meneruskan suratnya kepada jemaat di Kolose, Paulus menghubungkan tindakan mendahului Kristus dengan keunggulan Kristus: "Ia juga adalah yang awal, yang sulung dari antara orang mati, supaya Ia menjadi yang utama dari segala sesuatu." (Kol. 1:18).

Dalam hakikat Allah, Kristus, yang ada sebelum ciptaan, memasukinya melalui inkarnasi. Meskipun Dia telah menciptakan segala sesuatu, Dia menderita dalam kesengsaraan sendirian di Getsemani. Sore berikutnya, Dia melakukan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai Dia yang unggul menjadi yang terhukum. Tiga hari kemudian, Dia menghancurkan semua keunggulan dengan bangkit dari kematian. Sikap-Nya yang rendah luar biasa memuncak pada kenaikan ke tempat kemuliaan tertinggi.

Realitas keunggulan Kristus berarti Dia berdaulat atas semua penderitaan, kesedihan, dan kebingungan yang terjadi pada kita tahun ini.

Dalam waktu yang belum pernah terjadi sebelumnya, Juru Selamat kita tetap tak tertandingi. Tidak ada yang seperti Dia yang tahu akhirnya sejak awal (1 Sam. 2:2; Yes. 46:10). Meskipun kita mungkin tidak tahu apa yang akan terjadi pada tahun ajaran berikutnya atau apakah bisnis kecil kita dapat tetap bertahan, kita tahu Dia yang mengetahui segala sesuatu dan yang, melalui salib-Nya, merekonsiliasi semua hal dengan diri-Nya sendiri (Kol. 1:20).

Sebagai penerima kasih yang belum pernah terjadi sebelumnya dari Yang mendahului dan Yang utama, kita dapat berjalan dengan pengharapan melalui masa-masa yang tidak biasa ini. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
URL : https://www.thegospelcoalition.org/article/words-unprecedented-times/
Judul asli artikel : 2 Words for These Unprecedented Times
Penulis artikel : Aimee Joseph