Dampak Covid-19 telah mengubah hal-hal yang tadinya normal, seperti menghadiri gereja secara langsung. Saat ini, lebih banyak orang menyaksikan ibadah secara daring -- dan tren ini kemungkinan akan berlanjut. Sekarang, alih-alih menciptakan peluang untuk lebih banyak keterhubungan dan orang-orang berkumpul bersama, kita dihadapkan pada kebalikannya. Banyak orang dalam komunitas Anda merasa terputus dari gereja, dan mereka membutuhkan bantuan Anda.
Jika sebelumnya terdapat kelompok belajar Alkitab tatap muka tempat orang-orang berkumpul setiap minggu dan terlibat satu sama lain secara pribadi, banyak dari kelompok itu telah berhenti atau pindah ke lingkungan daring. Dan, pengalaman daring tidaklah sama; kita tidak bisa meremehkan pentingnya aspek fisik dari beribadah bersama.
Untuk mengatasi dampak relasional ini, berikut lima cara agar Anda dapat menghubungkan orang-orang yang terputus di gereja Anda.
1. Buatlah komunitas daring untuk gereja Anda.
Sementara pandemi menghalangi kemampuan orang untuk berkumpul bersama, beberapa orang telah beralih ke platform media sosial untuk merasa menjadi bagian dari komunitas. Meskipun ini tidak sama dengan menjadi bagian dari komunitas fisik, tetapi bagi sebagian orang, itu membantu mereka merasa lebih terhubung dengan orang lain.
Jika orang merasa sendirian atau ingin membicarakan perasaan mereka, sering kali ada orang lain yang merasakan hal yang sama di platform daring. Memiliki komunitas daring yang aman tempat orang-orang yang berpikiran sama berkumpul adalah hal yang berharga untuk dibuat. Namun, sekadar menanggapi unggahan di Facebook tidaklah cukup untuk memberikan privasi yang didambakan pengguna. Untungnya, Facebook menyediakan opsi untuk membuat grup pribadi tempat komentar anggota tidak dapat terlihat oleh pengguna yang bukan anggota dari grup. Ini memungkinkan beberapa tingkat privasi, mirip dengan melakukan percakapan secara pribadi dengan sekelompok teman.
Sumber daya bermanfaat lainnya adalah io.church, platform sosial baru yang didirikan dan dirilis pada 2021. Platform ini dirancang sebagai tempat bagi orang Kristen untuk terlibat secara daring. Tidak seperti alternatif arus utama lainnya seperti Facebook dan Instagram, io.church secara khusus dirancang untuk menciptakan ruang yang aman bagi orang Kristen untuk membangun komunitas dan akuntabilitas. Ini adalah tempat mereka dapat tumbuh -- secara virtual.
Platform io.church membantu Anda membangun jaringan dari orang-orang yang berpikiran sama di lingkungan yang aman dan terlindungi sehingga setiap orang dapat merasa lebih menjadi bagian dari tubuh gereja. Membuat komunitas daring di platform media sosial memungkinkan setiap anggota gereja untuk berpartisipasi, baik yang tua maupun yang muda. Ini membantu menumbuhkan rasa kebersamaan.
2. Atur beberapa kunjungan sosial berjarak.
Acara keluar dari anggota lansia komunitas gereja reguler mungkin menjadi kegiatan penting dalam agenda mingguan mereka. Namun, sekarang itu telah direnggut dari mereka. Pertimbangkan untuk mengatur agar anggota jemaat lainnya dapat mengunjungi anggota-anggota ini.
Para pengunjung yang ramah mungkin akan membawakan buku atau membagikan kartu atau pesan yang mereka tulis. Camilan buatan sendiri hampir selalu diterima. Akan tetapi, tidak ada persyaratan untuk membawa hadiah; hadiah yang sebenarnya adalah kunjungan itu sendiri. Pertimbangkan untuk membuat perencanaan dalam menjadwalkan kunjungan mingguan ketika anggota gereja menghabiskan waktu untuk kunjungan sosial berjarak dengan yang lain. Anda juga dapat menambahkan waktu doa atau sedikit bagian Kitab Suci untuk dipelajari bersama. Untuk kunjungan keluarga, membawa permainan untuk bermain dengan anak-anak adalah hal yang bijaksana untuk dilakukan.
Dengan melibatkan anggota jemaat dalam berbagi dan mengunjungi, baik pemberi maupun penerima akan memperoleh manfaat. Setiap orang kemungkinan akan merasa lebih terhubung dan tidak sendirian pada saat ini.
3. Perbanyak hubungan yang bersifat satu-ke-satu
Ketika orang merasa terputus, salah satu hal yang aneh adalah -- bagi banyak orang -- adanya satu orang saja yang menjangkau dan terhubung dengan mereka akan mengubah perasaan mereka. Anda akan tahu bahwa adanya satu orang yang menanyakan kabar Anda dan ingin mendengarkan Anda akan membuat perbedaan saat Anda merasa terisolasi dan sendirian.
Mungkin, seperti banyak pemimpin, Anda kadang-kadang menganggap remeh nilai dari komunitas Anda, jemaat Anda, atau kelompok orang di dalamnya. Sekaranglah saatnya untuk menjadi pemimpin dalam komunitas gereja Anda dan menjangkau banyak pribadi. Lakukan percakapan pribadi tentang bagaimana perasaan Anda berdua secara emosional. Bagikan pergumulan yang Anda miliki. Bicarakan tentang bagaimana secara bersama-sama Anda dapat mengatasi perasaan itu.
Ada pepatah yang berkata, "Masalah yang diceritakan adalah masalah yang dibelah dua." Jadi, dengan berelasi, Anda sudah menyelesaikan setengah dari masalah orang tersebut. Simpanlah daftar orang-orang yang tertarik untuk terhubung secara satu-ke-satu dan yang akan menghargai seseorang yang dapat terhubung dengan mereka secara pribadi saat ini.
4. Temukan sesuatu untuk dirayakan.
Selalu ada sesuatu untuk dirayakan: ulang tahun, kelahiran anak, kelulusan, pernikahan, dan banyak lagi.
Luangkan waktu untuk membuat "acara mampir" yang berkesan untuk peristiwa-peristiwa semacam ini. Tanyakan, "Siapa yang memiliki sesuatu untuk dirayakan?" kemudian buatlah acara untuk merayakannya dengan orang yang bersangkutan. Tidak harus pada hari itu juga; pikiran bahwa orang lain menyadari dan meluangkan waktu untuk merayakan sesuatu bersama mereka akan membantu mereka merasa terhubung.
Bahkan, memiliki sejumlah kecil anggota gereja yang mampir, membunyikan klakson, dan bersorak akan menyenangkan orang-orang yang mungkin tengah bersedih karena merasa sendirian dan terputus dari gereja. Kegembiraan bisa datang dari tindakan terkecil, dan kesenangan sekecil apa pun dapat mengubah perasaan kesepian seseorang.
Kenangan bersama orang-orang yang berbagi dalam tindakan sukacita ini akan tetap tersimpan dan akan membantu mereka merasa terhubung dengan sesama anggota gereja mereka.
5. Gunakan media sosial untuk terhubung.
Media sosial dapat menjadi platform positif yang memungkinkan orang terkumpul, kemudian berkumpul. Jangan menganggap media sosial hanya sebagai cara untuk mengunggah foto atau berada di dunia daring yang tertutup. Pikirkan media sosial sebagai cara untuk tetap terhubung dengan orang lain sehingga Anda dapat berkumpul dan bersama mereka. Setiap momen menjangkau dan menjadi bagian dari komunitas daring melalui media sosial sangat berharga dalam berelasi dan sebagai sarana untuk terhubung kembali dengan mereka yang mungkin merasa terputus.
Mirip dengan platform sosial lainnya, io.church memungkinkan pengguna untuk "berteman", mengirim pesan, mengunggah konten, membalas pesan, dan menyukai apa yang diunggah orang lain. Yang membedakan io.church adalah bahwa itu dirancang untuk gereja oleh sesama pemimpin pelayanan dan misinya adalah untuk memberdayakan para pemimpin pelayanan dan pengunjung gereja untuk bertumbuh secara rohani (bahkan dalam iklim rohani yang baru). (t/N. Risanti)
Diterjemahkan dari: | ||
Nama situs | : | Church Leaders |
Alamat situs | : | https://churchleaders.com/ministry-tech-leaders/398322-5-ways-to-connect-people-who-feel-disconnected-from-church.html |
Judul asli artikel | : | 5 Ways to Connect People Who Feel Disconnected From Church |
Penulis artikel | : | Track One Systems |