Apakah pandemi corona merupakan sebuah tanda Akhir Zaman?

Apa yang sedang dikatakan Allah kepada kita?

Bagaimana seharusnya orang Kristen bereaksi terhadap penyebaran virus dan krisis ekonomi di seluruh dunia?

Berikut adalah apa yang dikatakan lima pemimpin Kristen terkemuka dalam beberapa minggu terakhir tentang korelasi antara Virus Corona, Akhir Zaman, dan Firman Tuhan.

1. David Jeremiah

Jeremiah, pendeta Gereja Shadow Mountain Community, menyampaikan khotbah pada 22 Maret yang berjudul, "Apakah Virus Corona Ada Dalam Nubuatan Alkitab?"

“Mari kita menghadapinya, seluruh pandemi ini terasa seperti sesuatu yang telah kita baca dalam Alkitab. Atau dengan kata lain, ini adalah hal paling apokaliptik yang pernah terjadi pada kita. ...

“Apa yang sedang terjadi? Apakah ada hubungan antara COVID-19 dan Akhir Zaman? Apakah kita hidup pada hari-hari terakhir sebelum kedatangan Yesus Kristus? Apakah semua yang terjadi pada kita saat ini merupakan sebuah tanda bahwa dunia akan segera berakhir? Bagaimana kita tahu kalau Virus Corona itu adalah sebuah tanda?

"... Mari kita mendefinisikan apa tanda itu. Tanda Alkitab adalah peristiwa atau simbol atau objek atau tempat atau seseorang yang keberadaannya menunjukkan sesuatu yang penting pada rencana Allah untuk masa depan."

Jeremiah membaca dari Matius 24:7: “Sebab, bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan akan melawan kerajaan, dan di berbagai tempat aka nada kelaparan dan gempa bumi."

“Jadi, apakah Virus Corona, adalah sebuah tanda kedatangan Yesus? Apakah ini wabah yang dibicarakan Yesus?" Jeremiah bertanya. "Mungkin tidak. Itu tidak sepenuhnya memenuhi syarat sebagai tanda nubuatan. Saya tidak bisa berdiri di sini dan berkata kepada Anda dan memiliki keyakinan untuk mengatakan bahwa ini adalah penggenapan nomor tiga dalam daftar tanda Yesus dari Matius 24. Akan tetapi, itu jelas merupakan gambarannya, bukan? Itu tentu mengingatkan kita bahwa tanda-tanda seperti itu ada, dan hal-hal seperti itu akan terjadi.

"... Meskipun ini mungkin bukan sebuah tanda masa depan, itu adalah sebuah tanda untuk hari ini."

Virus Corona, kata Jeremiah, adalah sebuah tanda untuk hari ini tentang kerentanan hidup, kredibilitas Alkitab, ketidakpastian hidup, kelangkaan pengharapan, kecukupan Yesus, dan urgensi keselamatan.

2. Anne Graham Lotz

“Meskipun usia saya dan kemoterapi baru-baru ini menempatkan saya pada risiko, saya lebih khawatir tentang ketakutan yang ditimbulkan oleh Virus Corona daripada saya sendiri terhadap virus itu. Kita sepertinya terjebak dalam kepanikan nasional,” tulis Lotz dalam blog 13 Maret.

“... Saya ingat kata-kata Yesus. Dia memperingatkan kita bahwa pada akhirnya akan ada wabah penyakit. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah mengalami SARS, flu babi, ebola, flu burung, MERS, virus West Nile, dan sekarang Virus Corona. Bisakah COVID-19 menjadi satu lagi tanda bahwa penebusan kita sudah dekat? Apakah Akhir sudah terlihat? Apakah Yesus akan datang ... segera? Jika demikian, apakah ketakutan merupakan respons yang tepat?

“Ketika kehidupan Yesaya terguncang, dia merespons dengan melihat ke atas. Sebagai hasilnya, dia memiliki visi yang baru tentang Tuhan. [Yesaya 6:1]

“Inilah saatnya untuk melihat ke atas… dari lutut kita! Mari kita meminta Allah untuk memberi kita visi baru tentang diri-Nya. Karena, Allah adalah tempat perlindungan dan kekuatan kita. Dia sungguh-sungguh pertolongan kita pada waktu-waktu kesusahan. Karena itu, kita takkan takut ... (Mazmur 46:1-2)

“Karena Dia yang tinggal dalam lindungan Allah Yang Mahatinggi, akan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa. Aku akan berkata tentang Tuhan, 'Perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kepada-Nya aku percaya.' Sebab, Dia akan melepaskanmu dari ... wabah penyakit ... Kamu takkan takut pada kengerian malam ... atau wabah penyakit yang berjalan di kegelapan, atau penghancuran yang menyerang pada siang hari. Seribu orang akan rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di kananmu, tetapi itu takkan mendekatimu… (Mazmur 91:1,2,5-7)

“Ini adalah waktu untuk berdoa bagi diri kita sendiri, keluarga kita, bangsa kita, dan semua orang di seluruh dunia yang hidupnya hancur oleh kematian dan gangguan yang disebabkan oleh penyakit ini. Anda dan saya perlu memastikan bahwa kita diperdamaikan dengan Allah sehingga kita siap untuk bertemu dengan-Nya kapan pun waktunya tiba. Dan, kemudian bergabunglah dengan saya untuk membantu orang lain diperdamaikan dengan Allah. Mari kita melakukan semua yang kita bisa saat memberi tahu orang lain bahwa ada kemungkinan untuk memiliki damai sejahtera di tengah badai dan pengharapan yang pasti untuk hari esok, mengklaim janji Yesus, Aku selalu bersamamu, bahkan sampai kepada akhir zaman. (Matius 28:20)”

3. Jimmy Evans

Evans, penulis dan pendeta senior Gateway Church di Southlake, Texas, menyampaikan khotbah pada 28 Maret yang berjudul, "Ini Bukan Akhir." Khotbahnya menyelidiki hubungan antara Virus Corona dan Akhir Zaman.

“Jika Anda menjadi ketakutan ketika seseorang berbicara tentang Akhir Zaman, itu karena Anda tidak memahaminya atau seseorang mungkin telah mengajarkan yang salah kepada Anda di masa lalu. Saya katakan bahwa itu adalah hal yang paling menghibur di dunia,” tegas Evans.

Orang-orang, katanya, "takut akan hal yang tidak diketahui."

"Itulah sebabnya Tuhan memberi kita nubuat, karena Dia memberi tahu kita masa depan sebelumnya," kata Evans.

Evans membaca dari Matius 24:3-8. Dua ayat terakhir berbunyi: “Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan akan melawan kerajaan, dan di berbagai tempat akan ada kelaparan dan gempa bumi. Semua hal ini adalah awal dari penderitaan sakit melahirkan.”

"Kita bukan dalam kesusahan," kata Evans. “Ini bukan akhir, kita tidak akan melalui kesusahan besar. ... Kita berada di awal dari penderitaan sakit melahirkan, dan saya pikir kita sudah berada di sana sejak 1948 ketika Israel menjadi sebuah bangsa. Kita melihat semua hal itu - kelaparan, gempa bumi, sampar. Kita sekarang berada dalam wabah penyakit di seluruh dunia, tetapi kita juga telah melihat banyak penyakit lain ... yang pasti wabah penyakit. Bangsa bangkit melawan bangsa, kerajaan melawan kerajaan - semua hal itu terjadi. Jadi kita berada dalam masa yang Yesus gambarkan sebagai awal dari penderitaan sakit melahirkan.”

“... Setiap kali ada peristiwa ekonomi yang buruk, orang-orang bertanya kepada saya,‘Apakah Anda pikir ini adalah krisis keuangan dunia? Apakah ekonomi akan runtuh?' Dengan firman Yesus, saya katakan, ini akan berlalu, dan akan ada ekonomi dan kehidupan ketika Yesus datang kembali."

4. John Piper

"Yesus memiliki semua pengetahuan dan semua otoritas atas kekuatan alam dan adikodrati dunia ini," kata Piper dalam sebuah wawancara pada 28 Februari.

"Dia tahu persis di mana virus itu bermula, dan ke mana arah virus selanjutnya. Dia memiliki kekuatan penuh untuk menahannya atau tidak. Dan, itulah yang terjadi. Baik dosa, Setan, penyakit, atau sabotase tidak ada yang lebih kuat daripada Yesus. Dia tidak pernah dipojokkan dalam kesulitan; Dia tidak pernah dipaksa untuk mentolerir apa yang tidak diinginkan-Nya. ‘Maksud Tuhan tetap selama-lamanya, rencana hatinya dari generasi ke generasi - Mazmur 33:11.

“‘Aku tahu Engkau dapat melakukan segala sesuatu, ’Ayub mengatakan dalam pertobatannya,‘ dan tidak ada rencana-Mu yang dapat dibendung ’- Ayub 42:2. Jadi, pertanyaannya bukanlah apakah Yesus mengawasi, membatasi, membimbing, mengatur semua bencana dan semua penyakit di dunia, termasuk semua dimensi mereka yang berdosa dan setan. Itu pasti. Pertanyaannya adalah, dengan Alkitab kita yang terbuka, bagaimana kita memahami ini? Bisakah kita memahaminya," Piper mempertanyakan.

“... Semua bencana alam - entah itu banjir, kelaparan, belalang, tsunami, atau penyakit - adalah guntur belas kasihan ilahi di tengah-tengah penghakiman, yang memanggil semua orang di mana-mana untuk bertobat dan menyelaraskan kembali hidup mereka, dengan anugerah, dengan nilai tak terbatas tentang kemuliaan Allah. Dan, dasar untuk blok bangunan itu adalah Lukas 13:1-5. Pilatus telah membantai para penyembah di Bait Suci. Dan, menara di Siloam telah runtuh dan menewaskan delapan belas yang ada di situ saat kejadian. Dan, orang banyak ingin tahu dari Yesus, sama seperti saya pernah ditanyai, "Oke, jelaskan ini, Yesus. Katakan pendapat-Mu tentang bencana alam dan kekejaman ini. Orang-orang ini hanya berdiri di sana, dan sekarang mereka mati."

“Inilah jawaban Yesus dalam Lukas 13:4–5: Atau mengenai kedelapan belas orang yang mati, ketika menara di dekat kolam Siloam jatuh dan menimpa mereka, apakah kamu mengira mereka adalah pendosa yang lebih buruk daripada semua orang yang tinggal di Yerusalem? Aku berkata kepadamu, tidak. Akan tetapi, jika kamu tidak bertobat, (Dia bergeser dari mereka kepada kamu), kamu semua juga akan mati.'

“Nah, itulah pesan Yesus kepada dunia saat ini dalam sejarah, di bawah Virus Corona -- sebuah pesan untuk setiap manusia. Saya, dan Anda ... dan semua orang yang mendengarkan, dan setiap penguasa di planet ini, setiap orang yang mendengar tentang ini, menerima pesan guruh dari Allah, yang berkata, "Bertobatlah," pendeta itu menegaskan.

“Dan saya pikir pihak berwenang Tiongkok harus memperhatikan, yang baru-baru ini - dan saya baru saja membaca artikel lain kemarin - menjadi semakin keras dan represif terhadap para pengikut Kristus. Bertobat dan carilah belas kasih Allah untuk membawa hidup Anda – hidup kita – selaras dengan nilai-Nya yang tak terbatas," Piper menyimpulkan.

5. Michael Brown

Brown, seorang penulis dan pembawa acara Kristen The Line of Fire, mengatakan kepada Washington Post bahwa ia melihat Virus Corona "sebagai percobaan untuk melihat bagaimana kita menanggapi bencana dan kesulitan."

"Jika kita terguncang sekarang, bagaimana kita akan bereaksi ketika itu benar-benar menjadi liar?" Dia bertanya.

Brown merinci lebih jauh di situs webnya.

Virus Corona, katanya, adalah peluang bagi Injil.

“Saya telah mendengar banyak perspektif 'nubuatan', dengan para pemimpin Kristen menawarkan sudut pandang mereka. Dan, saya telah mendengar banyak perspektif 'sekuler', dengan para pakar politik dan ilmuwan menawarkan sudut pandang mereka,” tulis Brown. "Dan sementara ini tentu saja pertanyaan yang penting untuk diperhatikan, pertanyaan terbesar bagi kita adalah ini: Apa yang ingin dicapai Allah melalui krisis ini?"

Brown merujuk kisah Yesus tentang laki-laki yang dilahirkan buta dalam Yohanes 9. Ketika ditanya apakah laki-laki itu buta karena dia atau orangtuanya berdosa, Yesus menjawab, “Bukan dia ataupun orang tuanya berdosa, melainkan supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia. Kita harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan Dia yang mengutus Aku selama hari masih siang; malam akan datang saat tidak ada seorang pun dapat bekerja. Selama Aku masih di dunia, Akulah terang dunia."

Yesus kemudian menyembuhkan orang itu.

(Yesus) hanya menyatakan bahwa ini adalah kesempatan ilahi. Kebutaan adalah kesempatan untuk penyembuhan,” kata Brown, yang memiliki buku tentang topik itu yang akan diluncurkan, When the World Stops: Words of Faith, Hope, and Wisdom in the Midst of Crisis. (Ketika Dunia Berhenti: Perkataan tentang Iman, Pengharapan, dan Hikmat di Tengah Krisis - Red.) “Di situlah kita menemukan diri kita hari ini, dan saya percaya Allah ingin kita memanfaatkan momen unik ini dalam sejarah. Untuk mengenali bagaimana hal-hal dapat mengubah keadaan dalam sekejab. Bagaimana, tiba-tiba, orang Amerika yang tidak berdoa, berdoa. Bagaimana meja telah diatur untuk perayaan besar dan kebangkitan.

"Jadi, mari kita mundur dan meminta kepada Bapa hati-Nya, perspektif-Nya. ... Amerika saat ini adalah ladang panen yang matang, lebih dari yang telah kita saksikan selama bertahun-tahun. Mari kita raih momen ini. Mari kita tebus krisis ini. Bukankah ini waktunya?”

(t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari: