Saya berkonsultasi dengan sebuah gereja beberapa bulan lalu. Ini adalah gereja besar yang menjangkau ribuan orang setiap akhir pekan dengan Injil.

Sebelum Covid-19 mereka melayani lebih dari 600 anak setiap akhir pekan. Pada hari Minggu saya ada di sana, dan hanya terdapat 100 anak.

Kisah ini dapat diceritakan lagi ribuan kali di gereja-gereja di seluruh negara kita.

Covid-19 telah memengaruhi kita semua dalam satu atau lain cara sehubungan dengan ke gereja.

Satu hal yang sangat membebani saya saat ini adalah ribuan anak yang tidak lagi menghadiri gereja secara konsisten. Ketika minggu berubah menjadi bulan dan bulan berubah menjadi satu tahun penuh, saya terus memikirkan konsekuensi rohaninya.

Apakah generasi anak-anak ini akan bertumbuh tanpa landasan rohani untuk membangun kehidupan mereka? Ya, saya tahu banyak gereja melakukan yang terbaik untuk membuat anak-anak tetap terlibat melalui konten daring, media sosial, dan cara inventif lainnya. Itu semua baik dan bagus, tetapi saya pribadi percaya itu tidak dapat menggantikan atau memiliki dampak yang berasal dari hubungan pribadi dan pemimpin yang penuh perhatian di gereja.

Kita tahu bahwa pemuridan terjadi melalui hubungan. Itu terjadi tidak hanya dengan mengirimkan konten ke anak-anak, tetapi juga terjadi melalui pemuridan secara pribadi oleh seseorang. Dan, untuk anak-anak, hubungan ini biasanya terjadi secara pribadi... di gereja. Tanpa ini, saya merenungkan apa yang akan terjadi pada generasi anak-anak yang bertumbuh tanpa koneksi yang erat seperti itu.

Ya. Orang tua adalah orang yang memberi pengaruh utama pada anak-anak. Akan tetapi, mereka membutuhkan alat dan ide tentang bagaimana melakukan ini. Bisakah kita menantang orang tua untuk menjalani ini melalui panggilan Zoom? Mungkin, tetapi saya pribadi yakin ini perlu dilakukan secara langsung agar menjadi yang paling efektif.

Dan bukan hanya anak-anak. Ribuan sukarelawan di seluruh negeri telah mundur dari tugasnya. Ini membuat segalanya menjadi lebih menantang.

Ada ayat di Hakim-hakim yang membuat saya takut. Inilah yang dikatakannya.

-Namun, setelah seluruh keturunan itu dikumpulkan kepada nenek moyangnya, bangkitlah generasi yang lain sesudah mereka, yang tidak mengenal TUHAN ataupun perbuatan-Nya bagi orang Israel."

Seluruh generasi hilang secara rohani. Mengapa? Karena mereka tidak mendengar tentang Allah atau tahu tentang hal-hal yang telah Dia lakukan pada masa lalu.

Apakah ayat ini akan berlaku bagi generasi setelah kita? Apakah mereka tidak akan tahu tentang Allah dan Firman-Nya karena itu tidak diturunkan kepada mereka?

Kita tahu saat ini bahwa 13% anak-anak Gen Z adalah ateis. Ini lebih dari dua kali lipat jumlah orang dewasa yang mengaku ateis. Karena banyak anak tidak kembali ke gereja, apakah ini akan menjadi cerita mereka saat mereka bertumbuh dewasa?

Ya, langkah-langkah besar sedang diambil untuk membagikan vaksin kepada orang-orang. Semoga, kita dapat melihat Covid-19 lebih terkendali dalam beberapa bulan mendatang. Akan tetapi, tekanannya adalah membuat banyak keluarga yang tidak lagi hadir agar terlibat kembali dalam penyembahan dan pemuridan secara pribadi.

Kita mengahadapi hari-hari yang menantang ke depan. Kita membutuhkan kebijaksanaan dan pemahaman saat kita membantu anak-anak dan keluarga terhubung kembali dengan gereja lokal mereka. Jika kita ingin menjangkau generasi penerus, maka ini harus menjadi salah satu prioritas utama kita.

Giliran Anda.

Apa pengalaman Anda melalui Covid-19?

Apakah anak-anak dan keluarga mulai kembali ke gereja Anda?

Berapa persentase anak dan orang tua yang belum kembali?

Apa yang Anda lakukan untuk melibatkan kembali anak-anak dan keluarga? (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Church Leaders.com
URL : https://churchleaders.com/children/childrens-ministry-articles/388380-will-covid-cost-us-a-generation-of-kids.html
Judul asli artikel : Will COVID Cost Us a Generation of Kids?
Penulis artikel : Dale Hudson