Gubernur Kentucky Andy Beshear mengatakan dalam konferensi pers bahwa gereja-gereja harus mempertimbangkan untuk menangguhkan kebaktian sementara waktu mengingat ancaman virus corona (COVID-19). Ancaman itu, seperti yang kita semua ketahui, sangat nyata. Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa virus corona "sekarang memenuhi syarat sebagai pandemi." Dan, Dr. Anthony S. Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases, memperingatkan bahwa kita harus -- menganggapnya akan semakin buruk dan semakin buruk.-

Gubernur Beshear bukan satu-satunya gubernur yang mendesak agar berhati-hati. Gubernur Mike Dewine dari Ohio mendesak lembaga-lembaga keagamaan untuk "mempertimbangkan membatasi praktik yang dapat menyebabkan penyebaran kuman" dan bahwa mereka yang berada dalam kelompok berisiko harus "memikirkan untuk tinggal di rumah." Demikian juga, Gubernur Jay Inslee dari Washington mengumumkan larangan pertemuan 250 orang atau lebih besar di wilayah Seattle yang terutama ditujukan untuk acara olahraga dan pertemuan budaya.

Gereja-Gereja yang Mempertimbangkan Membatalkan Kebaktian untuk Sementara

Secara virtual, setiap tim kepemimpinan gereja sedang membicarakan tentang kapan dan apakah akan membatalkan kebaktian pada masa depan. Sebagian besar gereja tidak akan segera tutup, termasuk banyak gereja di Kentucky, meskipun keputusan itu akan dibuat secara berbeda di daerah yang berbeda berdasarkan seberapa luas manifestasi virus di daerah tersebut.

Akan tetapi, beribadah bersama bukanlah sesuatu yang dapat dihilangkan atau tambahan bagi orang Kristen, dan sebagian besar gereja memang lebih enggan untuk membatalkan kebaktian ibadah daripada, katakanlah, pemerintah kota akan membatalkan parade Hari Santo Patrick.

Bagaimanapun, ibadah bersama umat Allah adalah aspek vital dan fundamental dari kehidupan Kristen, yang diperintahkan dalam Alkitab (Ibrani 10:25). Setiap jemaat yang saya ajak bicara mengakui bahwa memang ada keadaan yang menuntut pembatalan kebaktian dan mereka bersiap untuk keadaan seperti itu seandainya timbul.

Misi dan Pelayanan Dapat Dihentikan demi Keselamatan

Banyak gereja sekarang mengambil beberapa langkah. Sebagian besar jemaat mempertimbangkan kembali perjalanan misi jangka pendek sampai ancaman itu mereda. Bahkan, jika ancaman terhadap tim misi rendah, mereka tidak ingin membahayakan orang lain jika anggota tim itu sendiri adalah pembawa virus.

Gereja-gereja yang memiliki pelayanan panti jompo atau pelayanan penjara akan memahami jika fasilitas-fasilitas itu akan menghentikan kegiatan-kegiatan semacam itu mengingat sifat populasi yang berisiko tinggi di dalamnya.

Beberapa Langkah Tampaknya Sangat Bijaksana

Gereja-gereja yang berjabat tangan untuk saling menyapa sering memilih untuk sementara waktu menghilangkan praktik itu. Bahkan, gereja-gereja yang tidak mengubah praktik itu telah menyediakan pembersih tangan. Gereja-gereja juga memikirkan persiapan mereka untuk Sekolah Minggu, khususnya Sekolah Minggu anak-anak di mana banyak orang setiap minggu menyentuh layar atau menulis di papan klip untuk memasukkan anak-anak ke dalam kelas mereka. Dan, sebagian besar gereja sedang memikirkan bagaimana memastikan bahwa fasilitas bahkan lebih bersih atau disanitasi di antara penggunaan.

Seperti yang diperingatkan Dr. Fauci, semua orang Amerika harus siap menghadapi skenario terburuk. Ini berarti bahwa bahkan jika keadaan tidak mengharuskan pembatalan kebaktian, gereja harus mengambil langkah sekarang untuk mempersiapkan bukan hanya tim kepemimpinan mereka, tetapi juga jemaat mereka untuk kemungkinan seperti itu.

Gereja-Gereja Masih Dapat Melakukan Siaran Melalui Video

Beberapa gereja memiliki kemampuan untuk menjalankan kebaktian mereka untuk populasi yang berisiko. Tidak semua gereja diperlengkapi untuk melakukan ini. Akan tetapi, bagi gereja-gereja yang memiliki kemampuan ini, sekaranglah saatnya untuk mengingatkan anggota jemaat cara untuk mengaksesnya. Ini mungkin berarti memberi tahu anggota yang kurang paham teknologi selangkah demi selangkah bagaimana cara melakukannya, atau mendorong mereka yang tahu untuk mengaturnya bagi mereka atau untuk memberi tahu mereka caranya.

Kita Semua Dapat Terus Memberi Persembahan

Sekarang juga akan menjadi waktu bagi para pendeta dan pemimpin gereja untuk memberi tahu jemaat mereka cara untuk tetap memberikan persembahan jika kebaktian dibatalkan untuk sementara waktu. Banyak orang, terutama orang-orang muda, sudah memberikan persembahan kepada gereja mereka secara daring. Akan tetapi, kenyataannya adalah bahwa banyak orang lupa untuk memberi persembahan jika mereka tidak berkumpul bersama dalam ibadah.

Para pemimpin gereja dapat, sekali lagi, menuntun orang-orang langkah demi langkah cara untuk terus memberikan persembahan untuk misi gereja mereka. Mungkin, bahkan pengingat seperti "Jangan biarkan virus corona mengarantina Amanat Agung" akan baik di beberapa gereja.

Bersiaplah untuk yang terburuk, tetapi tetap berharap dan berdoalah untuk yang terbaik

Sekali lagi, kita semua harus berharap untuk skenario kasus terbaik, bahkan ketika kita bersiap untuk kasus terburuk. Kehati-hatian dan kewaspadaan bukanlah tanda kepanikan atau ketakutan, tetapi, seperti yang diperintahkan Alkitab kepada kita, itu adalah contoh untuk saling menanggung beban (Gal. 6:2) dan lebih memikirkan kepentingan orang lain daripada diri kita sendiri (Flp. 2:3) .

Dan, yang paling penting, kita harus berdoa.

Kita harus berdoa untuk para dokter dan peneliti medis yang bekerja untuk membuat vaksin untuk virus ini dan merawat mereka yang terkena dampak. Kita harus berdoa untuk para pemimpin kita di kantor, termasuk presiden, wakil presiden, gubernur, dan pejabat setempat saat mereka membimbing kita melalui momen ini.

Dan kita harus berdoa terutama bagi mereka yang sudah lanjut usia atau lemah, karena virus ini bisa menjadi masalah hidup dan mati. (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Crosswalk
URL : http://www.crosswalk.com/blogs/russellmoore/covid-19-cant-quarantine-the-great-commission.html
Judul asli artikel : COVID-19 Can't Quarantine the Great Commission
Penulis artikel : Russell Moore