Catatan Editor:

Satu minggu telah berlalu sejak tulisan ini diposting, dan seiring memburuknya situasi akibat COVID-19, kami ingin menyoroti dan mengklarifikasi beberapa hal. Seperti yang dinyatakan oleh pengantar, pandemi global ini “sangat serius,” dan karenanya “semua tindakan pencegahan yang penting harus dilakukan.” Meskipun kata-kata Lewis tidak memetakan dengan sempurna situasi kita saat ini; tulisannya memiliki "beberapa" relevansi yang cocok bagi situasi hari ini. Sebagian besar pembaca, tampaknya, dapat mendapat pengingat yang tak lekang oleh waktu tanpa harus mendengar perintah berjejer dalam setiap detail katanya. Namun demikian, kami ingin sejelas mungkin: Kata-kata Lewis dapat salah diterapkan jika kita mengartikan bahwa COVID-19 bukanlah masalah besar atau tidak dapat mengganggu kehidupan dengan cara apa pun. Pengingat yang tepat bagi konteks kita sekarang ini adalah (walaupun dalam skenario yang berbeda tujuh dekade sejak artikel ini ditulis): Ancaman kematian adalah sesuatu yang serius, tetapi bukanlah suatu hal yang baru. Jadi, jangan menyerah kepada kepanikan. Jangan biarkan rasa takut mendominasi pikiran kita dan melumpuhkan hati kita. Mari kita tetap hidup dan tertawa dan melayani serta menikmati orang-orang yang kita cintai (ya, bahkan jika harus dari jarak yang telah ditetapkan!). Karena kita memiliki Raja yang baik di atas takhta-Nya, kita tidak perlu menjadi budak dari rasa takut.

Sekarang jelas bahwa COVID-19 adalah pandemi global yang sangat mematikan, dan semua tindakan pencegahan yang perlu harus dilaksanakan. Namun, kata-kata C. S. Lewis — ditulis 72 tahun yang lalu — masih mendengungkan relevansi yang sama bagi situasi kita saat ini. Ganti saja "bom atom" dalam artikel ini dengan "virus corona."

"Pada satu sisi, kita terlalu banyak memikirkan bom atom. "Bagaimana kita hidup di zaman atom?" Saya tergoda untuk menjawab: "Bagaimana? Tentu seperti Anda akan hidup pada abad keenam belas ketika wabah mengunjungi London hampir setiap tahun, atau seperti Anda akan hidup pada zaman Viking ketika perampok dari Skandinavia dapat kapan saja datang dan menggorok tenggorokan Anda pada malam hari; atau sebagaimana kita hidup saat ini, pada zaman kanker, zaman sifilis, zaman kelumpuhan, zaman serangan udara, zaman kecelakaan kereta api, zaman kecelakaan kendaraan bermotor.”

Dengan kata lain, jangan sampai kita mulai dengan membesar-besarkan situasi kita yang tidak "baru" ini. Percayalah, Tuan atau Nyonya, Anda dan semua orang yang Anda cintai sudah dijatuhi hukuman mati sebelum bom atom ditemukan: dan sebagian besar dari kita akan mati dengan cara yang tidak menyenangkan. Memang, kita memiliki satu keuntungan yang sangat besar dibanding leluhur kita — anestesi; tetapi kita masih akan menghadapi kematian. Sangat konyol untuk selalu mengeluh dan bermuka muram hanya karena para ilmuwan telah menambahkan satu lagi kesempatan kematian yang menyakitkan dan terlalu cepat ke dunia yang sudah dipenuhi dengan peluang kematian seperti itu -- meskipun kematian itu sendiri bukanlah suatu kemungkinan, melainkan sebuah kepastian.

Inilah hal pertama yang harus yang harus kita nyatakan: dan tindakan pertama yang harus diambil adalah bersatu. Jika kita semua akan dihancurkan oleh bom atom, biarkan bom itu ketika datang saat kita sedang melakukan hal-hal yang masuk akal dan manusiawi -- berdoa, bekerja, mengajar, membaca, mendengarkan musik, memandikan anak-anak, bermain tenis, mengobrol dengan teman-teman kita -- bukannya saat kita berdesakan seperti domba yang ketakutan dan memikirkan bom itu. Mereka dapat menghancurkan tubuh kita (mikroba bahkan bisa melakukan hal itu), tetapi mereka tidak perlu mendominasi pikiran kita."

(t/Yudo)

— Dari artikel berjudul “On Living in an Atomic Age” (1948) dalam buku "Present Concerns: Journalistic Essays" oleh C. S. Lewis.

Diterjemahkan dari: