Salah satu kelompok yang menjadi sorotan selama masa krisis ini adalah petugas kesehatan. Sementara petugas layanan kesehatan selalu memiliki peran penting untuk dijalankan dalam melayani komunitas mereka, krisis yang kita hadapi saat ini telah membuat kita lebih sadar mengenai peran mereka, dan tantangan unik yang mereka hadapi pada saat seperti ini. Saya memiliki hak istimewa untuk melayani secara purna waktu orang-orang yang berprofesi di dunia kesehatan selama 18 tahun terakhir. Namun, saya belum pernah mengalami hal ini sebelumnya!

Baru hari ini saya berbicara dengan seorang dokter Ruang Gawat Darurat yang menceritakan tentang stres yang dialaminya. Kemarin dia mengintubasi 3 pasien, yang berarti dia berada sangat dekat dengan saluran udara mereka, tempat yang paling berbahaya. Dia berbagi bahwa 70% dari pasien yang mereka rawat telah terjangkit COVID-19 atau diduga terjangkiti oleh virus itu. Selain membahayakan dirinya sendiri, dokter tersebut memiliki seorang istri dan beberapa anak di rumah yang ingin ia lindungi. Karena kita semua telah menerima pesan untuk tetap berada di rumah, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu para pekerja kesehatan seperti dokter ini? Sebenarnya banyak.

Mulai dari mana?

Pertama, dengarkan kisah mereka. Cobalah untuk memahami dan berempati dengan apa yang sedang dialami orang tersebut. Kemudian, berdoalah bersamanya melalui telepon. Terkadang sebagai orang Kristen, dalam situasi seperti ini kita berpikir bahwa kita tidak bisa berbuat banyak, hanya berdoa. Sebenarnya, berdoa adalah suatu tindakan yang berdampak besar. Selain fakta bahwa Allah menjawab doa, orang-orang yang membutuhkan dukungan sangat terbantu dengan berdoa bersama kita, bahkan jika harus melalui telepon. Dalam beberapa situasi, kita mungkin juga dapat memberikan beberapa jenis bantuan lain, seperti mengambilkan bahan makanan dan mengantarnya ke rumah mereka, tetapi dalam banyak kasus, berdoa bersama akan melayani dengan cara yang tidak dapat kita bayangkan. Pelayanan selalu merupakan karya iman -- kita melakukan apa yang kita percayai sebagai panggilan Allah yang harus kita lakukan dan memercayakan hasilnya kepada Dia.

Satu kesalahan umum dalam masa seperti ini adalah berasumsi bahwa setiap orang akan bereaksi dengan cara yang sama terhadap pandemi. Biasanya, kita berpikir bahwa mereka merespons dengan cara kita merespons. Namun, langkah pertama yang harus kita ambil adalah untuk terhubung secara pribadi dengan petugas layanan kesehatan yang ingin kita dukung, dan memulai percakapan dengan mereka untuk mencari tahu bagaimana keadaan mereka secara fisik, emosional, dan spiritual. Dengan demikian, Anda akan memiliki gagasan tentang bagaimana Anda dapat memenuhi kebutuhan mereka yang sebenarnya, bukan mengira bahwa kebutuhannya sama dengan kebutuhan Anda. Prinsip dalam Amsal 18:2 adalah pengingat yang baik untuk hal ini: "Orang bodoh tidak menyukai pengertian, melainkan hanya membeberkan isi hatinya."

Sebagai contoh, seorang dokter yang saya kenal (yang tempat praktiknya secara efektif ditutup karena tidak termasuk dalam kategori tempat kerja esensial) mengorganisir para dokter di gerejanya guna memberi nasihat kesehatan kepada jemaat tentang pertanyaan dasar yang mereka miliki. Hal ini memungkinkan dokter tersebut untuk menggunakan keterampilannya dengan cara yang praktis sekaligus memungkinkan orang lain untuk memperoleh manfaat, serta menenangkan pikiran mereka dengan meminta seseorang yang mereka kenal dan percayai untuk memberi mereka nasihat kesehatan dasar pada masa-masa seperti ini.

Dokter lainnya berinisiatif membuka pusat uji laboratorium dan dengan penuh semangat melakukan pemeriksaan terhadap ratusan orang setiap harinya. Dia adalah salah satu orang yang mungkin perlu diperlambat sebelum benar-benar kelelahan! Dia tentu tidak membutuhkan banyak dorongan; melainkan dialah yang memberi semangat kepada orang lain dengan kata-kata dan perbuatan.

Petugas kesehatan terbiasa bekerja pada jam-jam yang panjang untuk melayani orang lain, tetapi mereka tidak terbiasa dengan prosedur kerja yang berubah hampir setiap harinya. Keluarga mereka juga tidak terbiasa dengan rasa takut bahwa ketika ibu atau ayah mereka pulang, orangtua mereka mungkin membawa penyakit menular! Kita perlu menyadari tekanan-tekanan yang kini menjadi sesuatu yang umum bagi mereka yang melayani di rumah sakit.

Cara-Cara Praktis untuk Melayani

Karena banyak orang di gereja tidak memahami tekanan normal yang dihadapi oleh orang-orang yang profesi sebagai perawat kesehatan, masa-masa ini bisa menjadi waktu untuk belajar berempati dengan mereka. Dengan mengingat hal ini, berikut adalah beberapa cara praktis untuk melayani petugas kesehatan di sekitar kita:

  1. Berdoalah bagi mereka yang berada dalam perawatan kesehatan, baik sekarang maupun setelah krisis ini berakhir.
  2. Perhatikanlah mereka yang paling rentan dan identifikasi mereka yang akan paling terkena dampak dari isolasi sosial, seperti orang-orang yang hidup sendiri.
  3. Hubungi petugas kesehatan yang Anda kenal melalui panggilan telepon, jika memungkinkan. Ini jauh lebih pribadi daripada email atau teks. Pada masa ini, para petugas kesehatan tengah dibombardir dengan email sehingga cenderung mengabaikan email apa pun kecuali yang mendesak dari pekerjaan. Mulailah dengan menanyakan bagaimana keadaan mereka dan apa yang sedang terjadi. Jadilah pendengar yang baik. Berdoalah dengan mereka melalui telepon.
  4. Ingatlah bahwa beberapa orang dalam komunitas medis kita memerlukan dukungan dari perspektif pastoral pada masa-masa krisis ini. Usahakanlah agar Anda bisa atau menawarkan untuk menghubungkan mereka dengan pemimpin gereja atau orang Kristen dewasa lainnya.
  5. Hubungkan petugas layanan kesehatan dengan sumber online yang ditulis khusus untuk mereka di situs web CMDA (cmda.org).

Kita semua harus menggunakan kesempatan ini untuk menolong setiap orang sesuai kebutuhan mereka dan mengarahkan mereka kepada Yesus. Mari kita setia, mengingat bahwa Yesus sedang bekerja di hati kita dan bahwa Dia tidak dikarantina. Amanat Agung masih berlaku. Allah memberi kita kesempatan untuk menjadi saksi bagi-Nya melalui tindakan kasih dan belas kasihan, dan dengan mengabarkan Kabar Baik kepada setiap orang dengan cara yang kreatif. (t/Yudo)

Diterjemahkan dari: