Saya mendengar sesama orang Kristen mengatakan bahwa mereka ingin kembali pada kehidupan normal, seperti sebelum Virus Corona menyerang. Saya tentu mengerti perspektif mereka dan berempati dengan sudut pandang ini. Namun, meski saya menghargai sentimen ini, saya juga harus menerima kenyataan yang alkitabiah: Kekristenan yang missional mengharuskan kita untuk tidak kembali ke hal normal lama, tetapi untuk menjalani hidup dalam realitas normal baru di hadapan kita. Hal Normal dari Allah selalu melibatkan tantangan yang mendesak pada zaman kita dan mengundang gereja Yesus untuk bergabung dengan Roh dalam misi.

Berikut ini merupakan tulisan dari Christianity Today yang menyoroti cara gereja melangkah pada masa sekarang. Refleksi berikut menyoroti cara seorang pendeta dan gerejanya, Mark Nicklas dan komunitasnya, Beaverton Foursquare, melangkah dan berpartisipasi dalam misi normatif Allah Tritunggal dalam menghadapi Virus Corona. Anda akan menemukan wawancara video lengkap dengan Pastor Mark pada akhir posting blog ini.

Berikut adalah beberapa sorotan penting dari wawancara dengan Mark:

Pastor Mark dan Beaverton Foursquare memiliki kemitraan penting dengan seorang Pastor dan gereja di Tiongkok. Selain itu, orang-orang dari berbagai latar belakang hadir dan memimpin di Beaverton Foursquare, termasuk banyak orang Asia-Amerika. Kita perlu lebih menyoroti dan merayakan kemitraan semacam itu untuk melawan semakin banyaknya tindakan rasis yang dilakukan terhadap orang Amerika-Asia di masyarakat kita. Daripada menuding siapa yang harus disalahkan atas virus yang tidak memandang batasan geografis atau etnis, Mark dan kolega pastoralnya dari Tiongkok dan gereja mereka bermitra bersama untuk mendapatkan pasokan medis satu sama lain untuk digunakan dalam melayani komunitas mereka yang lebih luas yang terkena dampak oleh pandemi.
 
Berhala-berhala kesehatan dan kekayaan tidak aman dalam budaya kita saat ini. Orang-orang dipaksa untuk melambat, bahkan berhenti, dan bertanya apa yang benar-benar penting ketika kesehatan dan kekayaan tidak lagi dianggap sebagai pemberian? Apakah kita memerhatikan rasa tidak aman orang-orang, terbuka dan berkeinginan untuk memberikan perawatan rohani dengan peka dan baik, sementara juga menyediakan sumber daya material dan medis jika memungkinkan?

Pastor Mark terdidik dalam ilmu pengetahuan dan menghormati apa yang dikatakan komunitas ilmiah. Tidak ada konflik baginya antara imannya dan ilmu pengetahuan. Sambil memercayai intervensi Allah yang ajaib, Mark juga menghormati ilmu pengetahuan dan pencapaiannya. Dia percaya komunitas medis memimpin dalam membantu kita memerangi "virus mematikan yang menular." Kita perlu menganggap serius bukan hanya iman kita, tetapi juga ilmu pengetahuan, serta virus ini, yang melibatkan jaga jarak sosial yang tepat. Itu semua adalah bagian dari keterlibatan secara efektif hari ini.
 
Mark dan Beaverton Foursquare bermitra dengan gereja-gereja lain, sekolah di seberang jalan, dan otoritas sipil. Mereka mengerti bahwa kita semua bersama-sama. Dari kemitraan internasional hingga kemitraan yang dekat dengan rumah, mereka dengan jelas memahami bahwa ini bukan tempat atau waktu untuk menjadi penjaga sendirian. Kita perlu bekerja sama dalam solidaritas. Pandemi ini benar-benar mempengaruhi kita semua.

Terakhir, sebagai seseorang yang menganggap serius keyakinan Rasul Paulus bahwa kita dipanggil untuk menjadi duta Kristus (2 Korintus 5:20), Mark menyoroti bahwa kasih Kristus adalah untuk memaksa kita, seperti halnya Paulus dan tim pelayanannya. Mark berkata, "Kasih diterima di mana pun itu dicurahkan." Kasih Allah berlimpah-limpah, jadi tidak pernah habis. Karena Kristus mati untuk kita, kita tidak boleh lagi hidup untuk diri kita sendiri, tetapi untuk Kristus Yesus, dan membiarkan kasih-Nya mengalir melalui kita kepada orang lain:
“Karena kasih Kristus menguasai kami ketika kami meyimpulkan bahwa jika satu orang mati untuk semua, maka mereka semuanya mati. Dan, Dia mati untuk semua supaya mereka yang hidup tidak lagi hidup untuk diri mereka sendiri, melainkan untuk Dia, yang telah mati dan dibangkitkan demi mereka.” (2 Korintus 5: 14-15; AYT).

Akankah kita merespons sebagai bejana bagi kasih Allah dalam konteks Virus Corona saat ini? Mari kita maju, bukan turun, karena hal normal baru Allah bagi kita adalah seperti yang selalu terjadi di gereja Yesus dalam Roh — terlibat! (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari: