Sebuah proyek nasional yang bertujuan untuk memahami dampak pandemi terhadap kehadiran di gereja.

"Apakah orang akan kembali ke gereja setelah COVID berlalu?" Pertanyaan ini, dalam benak para pendeta di mana pun, adalah inti dari National COVID-19 Church Attendance Project (NCCAP) atau Proyek Kehadiran Gereja Nasional COVID-19. Diajukan langsung kepada salah satu dari kami oleh saudaranya, yang juga seorang pendeta, pertanyaan tersebut menjadi cikal bakal proyek ini.

Sebagian besar dari kita menyadari dampak COVID di gereja rumah kita. Banyak dari kita telah mendengar cerita dari berbagai gereja lain melalui percakapan dengan teman dan kolega. Akan tetapi, sulit untuk mengetahui apa arti cerita-cerita individu ini bagi gereja secara keseluruhan.

NCCAP mewakili upaya kami untuk mencoba melihat gambaran yang lebih besar. Dengan mengumpulkan sebanyak mungkin kisah individu gereja, dari seluruh negeri, kami bertujuan untuk memberikan pemahaman yang luas tentang dampak COVID terhadap kehadiran dan seperti apa jalan menuju pemulihan bagi gereja-gereja sejauh ini. Melalui kolaborasi Wheaton College, Exponential, Outreach, dan Wheaton College Billy Graham Center, survei awal kami mewakili pengalaman dari lebih dari 600 gereja, lebih dari 400.000 penyembah mingguan, yang secara geografis mencakup 47 negara bagian dan Distrik Kolombia.

Kami berharap Anda akan bergabung dengan kami saat kami membongkar temuan awal kami. Dalam artikel ini, kami akan memberikan gambaran umum tentang temuan kami mengenai pola kehadiran di gereja selama 1,5 tahun terakhir. Artikel kedua kami akan merefleksikan pemberian dan pemeliharaan staf gereja, dan bagian terakhir dari seri tiga rangkai ini akan berfokus pada kepemimpinan dan prioritas gereja saat ini dan ke depannya.

Gangguan dalam pola kehadiran di gereja sangat mencengangkan. Pandemi COVID-19 dan respons kebijakan yang mengikutinya menghasilkan perubahan signifikan dan cepat dalam pola kehadiran di gereja.

Sebagai seorang ahli ekonomi makro yang mempelajari pergerakan dalam variabel agregat, sulit untuk meremehkan betapa tidak lazimnya pergerakan sebesar ini. Di antara gereja-gereja yang disurvei, kehadiran secara langsung telah menurun drastis. Pada puncak COVID pada Januari 2021, kehadiran langsung turun 60 persen dibandingkan Januari pada tahun sebelumnya. Ini berarti bahwa untuk setiap 10 orang yang hadir secara langsung pada tahun sebelumnya, hanya 4 orang yang hadir secara langsung pada Januari 2021.

Gereja telah beradaptasi. Gereja-gereja tidak tinggal diam. Selama periode yang sama, kami telah mengamati para pemimpin gereja secara aktif merespons melalui peningkatan substansial dalam kehadiran daring. Sepanjang tahun lalu, 96 persen gereja menyediakan beberapa bentuk pilihan ibadah/kegiatan jarak jauh untuk jemaat mereka. Kehadiran daring meningkat tiga kali lipat.** Sebelum pandemi, kehadiran jarak jauh hanya mewakili minoritas jemaat mingguan. Pada Januari 2020, 1 dari 7 jemaat akhir pekan beribadah dari jauh. Setahun kemudian, hampir 6 dari 10 orang menghadiri ibadah dari jarak jauh. Sementara kita berdoa untuk kembali ke gereja dengan aman dan sepenuhnya seperti biasa ketika saatnya tiba, ada baiknya meluangkan waktu sejenak untuk menghargai pekerjaan yang telah dicapai selama setahun terakhir.

Orang-orang sudah mulai kembali ke gereja. Pada Januari 2021, kehadiran di gereja secara langsung hanya 40 persen dari tahun sebelumnya. Hanya dalam 3 bulan kemudian, jumlah itu meningkat menjadi 57 persen dari kumpulan jemaat prapandemi. Lebih baik lagi, sebagian besar dari ini menunjukkan peningkatan keterlibatan jemaat. Sementara kita telah melihat kehadiran jarak jauh mulai menurun, peningkatan jemaat yang hadir secara fisik telah lebih dari mengimbangi penurunan tersebut.

Pada Agustus 2020, Thom Rainer memperkirakan bahwa sekitar 20-30 persen anggota gereja tidak akan kembali ke gereja setelah pandemi. Untungnya, kita memiliki alasan untuk percaya bahwa perkiraan itu bersifat pesimis. Di antara gereja-gereja yang disurvei, pada Januari 2021, perpaduan kehadiran langsung dan jarak jauh hanya lebih dari 80 persen dari level prapandemi. Pada April 2021, angka ini telah meningkat menjadi 91 persen. Semuanya bergerak ke arah yang benar, tetapi kita tentu saja belum keluar dari masalah. Peningkatan kehadiran jemaat baik secara langsung maupun total kehadiran dalam 3 bulan terakhir sangat menggembirakan. Bulan-bulan mendatang sangat penting untuk kembalinya kondisi pasca-COVID dan mendefinisikan normal yang baru. Kita perlu mendorong orang untuk kembali ke gereja ketika waktunya tepat.

Melihat ke depan. Kami baru menggores permukaan dalam analisis awal kami. Ke depan, kami berharap dapat menggali lebih dalam untuk memahami hubungan yang lebih halus yang diungkapkan oleh data. Sebagai contoh, kami telah mengamati bahwa gereja-gereja kecil mengalami penurunan yang lebih kecil dan pemulihan yang lebih cepat dalam hal kehadiran langsung dibandingkan dengan gereja-gereja lain yang lebih besar. Gereja-gereja berukuran menengah memiliki kehadiran daring terkecil (sebagai sebagian kecil dari jemaat) sebelum pandemi dan telah bertumbuh paling banyak pada area ini.

Dengan terus menganalisis data, kami berharap dapat lebih memahami bagaimana pola telah berubah secara geografis dan lintas denominasi. Selain itu, kami ingin memahami bagaimana persyaratan kebijakan oleh pemerintah dan gereja yang berbeda menyebabkan efek yang berbeda pada kehadiran dan keterlibatan. Untuk melakukannya, kami membutuhkan bantuan Anda. Jika gereja Anda belum melakukannya, silakan bergabung dengan kami. Memahami perubahan dari waktu ke waktu sangatlah penting. Jika Anda sudah berpartisipasi, kami meminta Anda tetap terlibat dengan melaporkan data kehadiran jemaat setiap bulan selama 6 bulan. Semua gereja yang berpartisipasi memiliki akses pada laporan dan analisis yang lengkap.

Friedrich Hayek, seorang ekonom terkenal, mengidentifikasi dua jenis pengetahuan. Salah satu jenisnya adalah fakta ilmiah. Air membeku pada 32 derajat. Itu selalu benar. Kedua, pengetahuan tentang waktu dan tempat. Saya lapar sekarang. Di Carolina Utara, ada kekurangan gas. Banyak keputusan penting bergantung secara kritis pada pengetahuan tentang waktu dan tempat ini, tetapi jenis pengetahuan ini didistribusikan secara luas. Masing-masing dari kita memegang bagian penting dari teka-teki itu. Kita lebih baik jika bersama. Melalui proyek ini, kami berharap dapat menghubungkan bagian-bagian pemahaman yang berbeda untuk meningkatkan dan mengomunikasikan apa yang berhasil dan untuk menghindari kerja yang sia-sia. Pada akhirnya, Allahlah yang akan membawa setiap orang ke Gereja-Nya, tetapi mungkin Allah akan melakukannya melalui upaya kita dalam berbagi pengetahuan satu sama lain. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Christianity Today
Alamat situs : https://www.christianitytoday.com/edstetzer/2021/may/church-decline-and-recovery-during-covid-19.html
Judul asli artikel : Church Decline and Recovery During COVID-19
Penulis artikel : Enoch Hill, Jason Long, dan Cole Serfass