Lyman Stone adalah seorang ahli yang menarik untuk didengarkan di masa yang penuh gejolak ini, suatu gejolak yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam kehidupan kita. Beliau adalah Kepala Kantor Informasi Demografi Intelijen, sebuah perusahaan konsultan populasi. Beliau dan keluarganya tinggal di Hong Kong, melayani sebagai misionaris di Gereja Lutheran - Sinode Hong Kong dan merupakan penulis lembaran panduan untuk gereja-gereja tentang cara menangani penyakit menular.

Berikut adalah artikel terbaru di ERLC: Gereja Harus Menjadi Tempat Perlindungan di Tengah Ketakutan.

Saya menghargai kutipan dari tulisannya berikut ini:

COVID-19 adalah kesempatan yang sangat baik untuk bersaksi. Komunitas kita penuh dengan orang-orang yang ketakutan. Depresi, kecemasan, dan bunuh diri kemungkinan besar akan meningkat dalam beberapa minggu ke depan. Saya bisa menjamin ini: COVID-19 akan menerjang bersamaan dengan epidemi kesehatan mental. Karena terputus dari komunitas, alam terbuka, pekerjaan, dan sekolah, individu dan keluarga akan menghadapi serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap alam pikiran mereka mereka. Gereja harus merespons. Kita harus membuat pelayanan kita secara fisik menjadi tempat yang aman, mengadopsi standar kebersihan yang lebih tinggi daripada masyarakat luas, sehingga kita dapat memberikan perlindungan pikiran dan jiwa kepada orang-orang yang ketakutan.

Karena COVID-19 sangat berbahaya bagi para lansia, gereja dapat mengambil kesempatan untuk mengirimkan makanan dan bahan-bahan pokok kepada orang tua di komunitas mereka sehingga mereka tidak perlu keluar. Tindakan ini akan menyelamatkan nyawa, melayani jiwa-jiwa dari saudara-saudari yang terkasih ini, dan menjadi kesaksian bagi semua tetangga yang memperhatikan mereka.

Karena COVID-19 akan menyebabkan pembatalan sekolah, keluarga Kristen dapat mengatur pembagian orang tua untuk kelompok kecil anak-anak, dan menggunakannya sebagai kesempatan untuk pemuridan di rumah, yang telah terbukti memberikan efek yang sangat bermanfaat.

Karena COVID-19 akan menyebabkan banyak orang menjadi takut, orang Kristen dapat, jika perlu, bertemu dengan teman-teman mereka untuk makan malam atau minum kopi dan berbicara tentang rasa takut -- dan tentang Tuhan yang mengusir semua rasa takut. Kita dapat menjelaskan bahwa kita sama takutnya dengan orang lain, bahwa kita bukanlah orang yang pemberani: tetapi Kristus sudah mati untuk kita. Lalu, siapa yang akan kita takuti? COVID-19? Tidak sama sekali!

Karena kekurangan bahan pokok pasti akan terjadi, orang Kristen dapat memberikan contoh tentang memberi dukungan terhadap komunitas. Gereja-gereja kita dapat mengumpulkan masker, sabun, dan perlengkapan lain dari anggota jemaat, dan mendistribusikannya sesuai kebutuhan. Gereja kami menyediakan masker selama seminggu untuk semua orang yang datang pada hari Minggu pagi, sementara banyak keluarga di gereja kami, termasuk keluarga saya sendiri, memiliki komitmen bersama untuk membagikan persediaan kami sampai tidak ada yang tersisa. Ketika tersisa dua sabun tangan di tempat persediaannya, seorang Kristen akan segera memberikan salah satu miliknya kepada orang lain.(t/Yudo)

Diterjemahkan dari: