Jadi, sekarang bagaimana?

Bagi banyak orang, buah dari pandemi ini telah mengganggu, membingungkan, dan mengacaukan secara rohani.

Namun, bukan bagi semua orang.

Bagi beberapa orang, masa turbulensi budaya ini telah membawa kejelasan yang lebih besar pada intuisi rohani mereka. Mereka telah menyaksikan banyak tambatan tradisi yang diekspos sebagai sisa-sisa minim yang tidak mungkin bertahan dalam ujian ini. Mereka telah menyaksikan wakil gerejawi suci kita menguap – diuapkan oleh virus yang tidak terlihat. Sistem rumit yang telah lama berfungsi sebagai pengganti yang aman dan disintesiskan untuk partisipasi yang lebih substantif dalam misi Kristus telah berakhir dengan tidak lancar dan memalukan.

Jadi, bagaimana sekarang?

Keberanian Bersuara. Ironisnya, beberapa orang yang secara teratur menyatakan dari mimbar kita bahwa "semua anggota adalah pelayan" dan bahwa "kita semua adalah misionaris," sangat diam terhadap arahan untuk 'kekuatan-pelayan-misi' mereka pada masa gereja tersebar. Sebaliknya, kita paling sering mendengar tentang kerinduan, kelesuan, keputusasaan, keinginan untuk mengisi bangku-bangku kosong – seolah-olah mengakui bahwa penyebaran itu benar-benar telah menggagalkan misi gereja. Akan tetapi, pasti Allah masih bekerja.

Jika misi gereja pada dasarnya dilihat sebagai pertemuan, maka kita memiliki cukup bukti untuk melihat bahwa virus yang tidak terlihat lebih kuat daripada versi gereja itu. Ini adalah kesimpulan yang telah disadari banyak orang – jauh sebelum pandemi melanda. Roh Kudus telah mengungkapkan kepada banyak orang melalui pembacaan yang jujur dari Perjanjian Baru, bahwa gereja Yesus tidak pernah dimaksudkan sebagai pengalaman ibadah mingguan, tetapi suatu kesatuan, penugasan, dan pengutusan orang-orang yang hidup secara sinergis di dunia di bawah otoritas Kristus. Kita tahu ini. Namun, apakah kita punya keberanian untuk menyuarakannya?

Keberanian untuk Metanoia. Satu-satunya langkah yang membawa kita lebih dekat kepada Kristus adalah langkah pertobatan. Metanoia — pikiran yang berubah — menuntut para murid untuk memilih langkah berani menjauh dari pikiran yang mementingkan diri sendiri dan menuju ke pikiran dan misi Kristus. Jika ini benar untuk masing-masing murid, seberapa benarkah itu dari umat Yesus yang kolektif? Sekarang, mungkin lebih dari kapan pun yang bisa diingat, Gereja Yesus memiliki kesempatan untuk langkah-langkah berani metanoia di bulan-bulan mendatang — baik secara publik maupun secara pribadi. Seperti yang teman saya, Alan Hirsch katakan, "Setiap langkah menuju kepada Allah membutuhkan pertobatan."

Anugerah untuk Metanoia. Keinginan saya akan anugerah Allah adalah anugerah Allah. Keinginan jujur saya untuk pikiran Allah, untuk kehendak Allah, untuk kemuliaan Allah datang hanya melalui pertobatan bergerak menuju kepada Allah yang murah hati. Ketika secara kolektif, keinginan kita untuk misi Kristus menggantikan dorongan egois kita untuk rasa aman, kenyamanan, dan kendali-aib, kita mengalami anugerah metanoia.

Jadi, seperti apa pembentukan ulang dari gereja yang bertobat pasca pandemi? Sebagai seorang pendeta di gereja lokal, saya, seperti banyak dari Anda, telah bergumul dengan pertanyaan ini. Meskipun tidak lengkap, berikut adalah tiga langkah bertobat menuju kepada Allah yang saya yakin Dia tuntut dari kita.

Ortodoksi: Allah Yang Berdaulat dalam Misi Penyelamatan. Ortodoksi berbicara tentang pengajaran yang benar. Ajaran yang benar yang telah dijelaskan oleh pandemi ini kepada kita adalah bahwa Allah selalu ada dalam misi penyelamatan, dan gereja-Nya menemukan tujuannya saat dia dengan sepenuh hati terlibat dalam tugas ilahi itu. Di luar misi Kristus, gereja tidak memiliki tujuan, tidak ada gairah, dan tidak ada kuasa.

Mengetahui hal ini, kita masih menemukan daya tarik lain yang menyita energi dan sumber daya kita. Hal-hal baik dalam keunggulan kasih sayang kita telah menjadi hal-hal suci bagi banyak orang. Kita bukan lagi orang yang tidak mementingkan diri sendiri, menyelamatkan – kita telah menjadi orang yang egois, santai, puas untuk mundur dari dorongan misionaris sekunder agar memenuhi syarat untuk batas pemisah penginjilan.

Akan tetapi, anugerah metanoia telah menang. Hal-hal sekunder yang kita kejar menjadi hampa, kosong, dan hambar. Pertanyaannya, "Ada berapa banyak yang Anda kerjakan?" sekarang tampak seperti peninggalan zaman yang berbeda. Apakah kita pernah benar-benar mengupayakan seseorang? Ataukah kartu skor kita bergantung pada pengangkatan orang-orang kudus alih-alih menempatkan mereka dalam misi penyelamatan Yesus?

Penerapan ortodoks dari kedaulatan Allah mengungkapkan, dengan kejelasan yang luar biasa, bahwa Allah secara mutlak berkuasa. Dia telah mengizinkan peristiwa bencana ini menghancurkan gantang gerejawi yang telah menutupi terang Kristus dan menyebarkan cahaya kecil ke lingkungan yang gelap, ketakutan, dan tanpa harapan.

Apa tanggapan pasca pandemi kita? Akankah metanoia kita menjadi ortodoks?

Ortopraksi: Komunitas Alkitabiah yang Terlibat dalam Misi Penyelamatan Allah. Ortopraksi berbicara tentang praktik yang benar. Dengan menghubungkan praktik yang benar dengan pengajaran yang benar, kita menjadi komunitas alkitabiah yang sangat terikat dalam upaya penyelamatan Allah. Kita menjadi seperti garam dan terang di dunia yang gelap dan hambar. Partisipasi kita dalam misi Allah menjadi seperti ragi yang mentransformasi bagi orang-orang yang putus asa untuk melihat Kerajaan Tuhan. Kita menjadi orang yang terpusat pada orang lain. Ortodoksi sejati kita diperkuat hanya melalui ortopraksi.

Jadi, kasih karunia Allah membawa kita ke metanoia praktis. Saat kita tersebar ke ladang misi, banyak yang telah melihat dunia dengan mata baru. Mata penyayang. Mata Yesus. Dan, begitu Anda melihatnya, menjadi sangat sulit untuk 'tidak melihat'. Sekarang, ada kerinduan Kerajaan yang tumbuh di hati banyak orang suci yang tidak akan pernah puas lagi dengan prioritas pertemuan sebelum-pandemi yang egois. Ada kerinduan yang dalam akan hal yang lebih sederhana. Sesuatu yang nyata. Sesuatu yang substansial. Sesuatu yang tidak bergantung pada nilai produksi. Sesuatu yang penting.

Akankah praktik bersama kita mencerminkan gerakan pertobatan menuju Allah dan misi-Nya?

Ortopathi: Orang Percaya yang dengan Penuh Sukacita Mengungkapkan Keindahan Misi Allah. Orthopathi berbicara tentang kasih sayang yang benar. Ketika pengajaran yang benar digerakkan dengan praktik yang benar, kasih sayang yang benar menjadi buah alami. Seperti raspberry yang terbentuk di semak raspberry, kita secara alami mengembangkan semangat akan gairah Allah. Saat kasih sayang kita diarahkan ke atas, mereka kemudian dialihkan ke luar. Kasih sayang kita kepada Kristus semakin dalam melampaui emosi sesaat yang muncul dari lagu-lagu penyembahan yang telah dilatih dengan baik hingga keputusan yang menunjukkan bahwa saya telah menjadi korban yang hidup. Kasih sayang kita untuk Tubuh Kristus berubah dari tinggal di gereja selama pengalaman itu memenuhi kebutuhan saya, menjadi ke melihat saudara dan saudari saya sebagai keluarga rohani saya yang saling bergantung. Saya membutuhkan mereka untuk menjadi seperti Kristus. Dan, mereka membutuhkan saya.

Dalam tarian saling ketergantungan ilahi ini, kita menemukan kasih sayang yang dalam untuk Misi Kristus. Injil menjadi hal yang terlalu berbobot untuk hanya diperhatikan selama jam ibadah. Itu menjadi tema pendorong yang mendorong kita keluar dari tempat perlindungan kita yang aman ke tempat-tempat yang rusak, putus asa, dan menyakitkan di mana kabar baik paling didambakan.

Sukacita Metanoia. Jadi, langkah-langkah pertobatan yang menggerakkan kita menuju kepada Allah untuk selamanya menandai kita dengan sukacita-Nya yang tidak dapat disembunyikan. Gereja mengungkapkan keindahan Kerajaan Allah saat kita dengan sukacita menjalankan misi Kristus dengan kasih sayang yang bersumber di dalam Kristus sendiri. Mereka yang hidup dalam kegelapan tidak bisa lepas dari cahaya kontras yang menerangi Kerajaan Allah. Dengan air hidup di hadapan mereka, tetangga yang baru berteman tiba-tiba merasa haus akan minuman yang tidak mereka ketahui ada.

Jadi, apakah gereja-gereja pasca pandemi kita akan sama seperti sebelum penyebaran besar-besaran? Dengan anugerah Allah, saya tahu sebuah gereja di pinggiran kota Toronto yang tidak akan sama.

Bagaimana dengan gereja yang Anda pimpin? (t/Jing-Jing)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : Christianity Today
URL : https://www.christianitytoday.com/edstetzer/2020/may/jesus-re-shaping-of-post-pandemic-church.html
Judul asli artikel : Jesus’ Re-Shaping of a Post-Pandemic Church
Penulis artikel : Jeff Christopherson