"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia di dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."
Tentu saja, ayat itu bukan hanya ditujukan kepada orang yang patah hati. Ayat itu bukan sekadar doa yang indah di tengah Covid-19 ini. Ayat itu adalah pedoman untuk hari-hari kita.
Ada cerita fabel yang menarik, yang ingin saya bagikan. Cerita tentang Bapak Serigala dan Anak Domba.
Bapak Serigala dan Anak Domba minum bersama-sama di suatu sungai. Pak Serigala minum di bagian sungai atas. Dan, Anak Domba minum air di bagian sungai bawah. Ketika mereka sedang minum bersama, Pak Serigala melihat Anak Domba di bagian bawah, dan ia berpikir, "wah ini makanan yang lezat untuk santap siang."
Ia langsung menghampiri Anak Domba dan mencari-cari kesalahan supaya Anak Domba itu bisa diterkam dan dihabisi nyawanya.
"Hai Anak Domba, kamu kecil-kecil, tapi kurang ajar. Mengapa kamu mengotori air minumku. Ini sungaiku. Berani-beraninya kamu mengotori minumanku."
"Pak Serigala, bagaimana saya mengotori air minum Bapak? Kan Bapak minum di bagian atas dan saya di bagian bawah. Tidak mungkin air minum Bapak kotor karena saya."
Wah sialan, pintar juga anak domba ini. Tetapi, serigala tidak putus asa. Dia berkata sekali lagi untuk memojokkan Anak Domba ini.
"Hai anak domba, kamu ini menjelek-jelekkan nama saya. Kamu memfitnah saya sehingga teman-teman saya menjauhi dan memusuhi saya. Kamu sudah merugikan saya setahun yang lalu. Karena itu kamu harus membayar nyawamu sebagai ganti rugi."
"Pak Serigala, Bapak salah alamat, kalau itu peristiwa setahun yang lalu, itu bukan saya. Saya belum lahir."
Wah, serigala ini salah omong. Lalu, dengan rasa jengkel ia berkata, "Pasti itu ayahmu yang persis dengan kamu, saya masih ingat rupanya. Karena itu, kamu harus siap menjadi makanan saya."
"Tunggu dulu Pak Serigala. Kalau itu kesalahan ayah saya, saya akan panggil dia. Dia yang harus bertanggung jawab."
Akhirnya, domba itu berteriak-teriak memanggil ayahnya. Maka, ayahnya datang bersama dengan gembala.
Melihat gembala datang, serigala lari ketakutan. Fabel ini berakhir sampai di sini.
Saudara-saudara terkasih, adakalanya kita bagaikan domba kecil itu, kita lemah. Si jahat sewaktu-waktu datang memperdaya kita dengan berbagai caranya. Gembala datang, barulah kita selamat.
Suatu ketika, ada misionaris yang melayani di Negara X sehingga ada beberapa orang Negara X bertobat. Misionaris ini mengusahakan pencetakan Alkitab dalam bahasa Negara X. Setelah selang beberapa waktu, Alkitab dalam bahasa Negara X sudah diterjemahkan dan sudah dicetak di negara lain. Maka, siaplah dikirim ke Negara X. Yang mengirim Alkitab itu terus berdoa supaya Alkitab itu bisa lolos dan bisa masuk ke Negara X. Tibalah di bagian pemeriksaan. Barang-barang itu harus lewat pemeriksaan karena termasuk barang import.
Petugas bertanya, "Apa itu?"
"Buku."
"Buku apa? Buku porno?"
"Bukan, itu bukan buku porno. Itu buku anti porno."
Akhirnya, dengan mengatakan Alkitab itu buku anti porno maka diizinkan untuk masuk negara itu. Puji Tuhan.
Kita mungkin diperhadapkan dengan situasi-situasi yang membahayakan kita, marilah kita bersandar kepada TUHAN dengan segenap hati kita.
Sekarang ini si jahat telah mengacaukan barang-barang atau orang-orang di sekitar kita,
- Orang yang tidak penting menjadi penting dan sebaliknya, orang yang penting menjadi tidak penting.
- Orang yang berbahaya di mata kita, dia menjadi teman karib. Dan, sebaliknya, orang yang hatinya lurus, kita jauhi.
- Prioritas kita dikacaukan. Acapkali kita tergoda mendahulukan urusan yang tidak penting.
- Hal yang rusak dan kotor menjadi menarik. Hal yang baik menjadi menyebalkan.
Betapa mudah kita terjebak pada apa yang terlihat oleh kasat mata, sehingga acapkali kita salah mengambil keputusan. Baik keputusan untuk hal-hal yang sederhana maupun untuk hal yang rumit dan serius, janganlah kita bersandar kepada pengertian kita sendiri.
Oleh karena itu, dalam konteks pandemi Covid-19 ini, ingatlah ayat itu, "Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia di dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu."
Have a nice day.
Yvonne Sumilat,
27 April 2020