oleh FL

Terima kasih artikelnya. Pak. Saya bahkan menjadi sangat ragu untuk hal ini karena gereja saya masih tetap melakukan ibadah. Dengan cara lebih mensterilkan gereja, yang datang diukur suhu tubuh, dan tangan mereka diberi handsanitizer. Minggu pertama, saya masih ikut pelayanan mensterilkan ruangan, sebelum dan sesudah ibadah. Jadi, saya masih ibadah walaupun anak-anak dan suami di rumah streaming, karena suami selalu tegaskan anjuran pemerintah untuk tidak mengikuti perkumpulan.

Setelah itu, saya sakit, dan baru dicek ... ternyata, teman 1 grup saya 15 orang, kebetulan kami merayakan ulang tahun teman pada 14 maret, satu per satu sakit dan masuk RS. Ternyata, 1 orang positif corona. Minggu lalu, saya demam dan batuk. Jadi, saya minum obat dan vitamin.

Setelah saya mengetahui teman-teman saya terkena, saya mengisolasi diri. Jadi, saya tidak melayani di gereja. Saya ikut ibadah lewat streaming, tetapi sesungguhnya dari hati saya, saya betul-betul merindukan ibadah di gereja. Rasanya sangat berbeda beribadah streaming di rumah. Walaupun kita sudah mengikuti dengan baik, tetapi benar-benar saya merasa ada yang kurang.

Jadi, saya tidak bisa mengatakan bagaimana yang baik yang bisa kita lakukan, mungkin tergantung pribadi kita masing-masing. Apalagi setelah membaca artikel ini, pakailah kesehatan Anda untuk melayani dan bukan bersembunyi. Jadi, saya sedang membuat tubuh saya fit kembali dan siap untuk pelayanan, menolong orang-orang yang kesusahan karena virus ini.