Pandemi dan varian Delta menghantam kami, para tenaga kesehatan, seperti hantaman bertubi-tubi.

Pada 2020, tingkat kematian COVID di AS lebih tinggi daripada penyakit jantung dan kanker, seperti dilaporkan oleh Center for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit). Bagi mereka yang berusia di atas 15 tahun, virus ini masih menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian teratas.

Rekan-rekan perawat saya dan saya telah menyaksikan banyak kematian akibat COVID ini. Kami telah mengantar jiwa-jiwa itu ke pintu keabadian. Dan, sementara publik pernah memuji kami sebagai pahlawan, masa-masa menyenangkan itu tidak bertahan lama. Sebuah survei pada akhir tahun 2020 terhadap lebih dari 15.000 perawat terdaftar menunjukkan bahwa 20% perawat mengalami peningkatan kasus kekerasan di tempat kerja.

Para perawat dapat menebak alasannya -- "penurunan jumlah staf, perubahan populasi pasien, dan pembatasan pengunjung." Para peneliti menemukan bahwa tenaga kesehatan 50% lebih mungkin dilecehkan, diintimidasi, atau disakiti karena COVID dibandingkan karena sebab lainnya. Memang, kami melalui banyak bahaya, kerja keras, dan rintangan.

Oleh karena pandemi bertahan lebih lama dari yang kita perkirakan, berikut adalah tujuh hal yang tenaga kesehatan Kristen ingin Anda ketahui.

1. Kami bukan pahlawan super.

Kami memiliki banyak kekurangan. Tenaga kesehatan juga manusia. Kami tidak siap untuk mengatasi krisis COVID ketika pertama kali itu melanda. Kami melakukan yang terbaik untuk merawat orang, tetapi kami tidak selalu dapat menyelamatkan pasien kami.

Kami juga manusia karena kami merasakan hinaan dan amarah yang terkadang dilontarkan keluarga pasien kepada kami. Sebuah kata panas yang dilontarkan dalam momen emosional juga dapat masuk ke dalam hati kami, dan itu bertahan lama, bahkan setelah orang itu tenang dan pulang.

2. Kami kelelahan.

Tidak hanya lelah, melainkan sangat lelah. Artinya, kami mungkin tidak dapat dengan cepat membalas pesan teks atau pertanyaan media sosial seperti: "Bukankah perawat yang menolak vaksin ini seharusnya mengundurkan diri?" Kami memiliki opini untuk pertanyaan seperti ini, tetapi mari kita simpan percakapan itu ketika kami memiliki waktu untuk berbicara, waktu untuk secangkir kopi, dan waktu untuk tidur nyenyak pada malam hari.

3. Kami sedih.

Banyak dari kami yang menyaksikan orang meninggal setiap hari. Beberapa di antaranya adalah rekan kerja kami. Rasa berat hati dalam pekerjaan kami tidak mudah terangkat. Kami melihat dan mendengar hal-hal yang saya yakini akan tinggal dalam waktu lama bersama kebanyakan dari kami. Namun, kami tidak dapat menceritakan pengalaman kami tanpa melanggar privasi pasien kami. Harap mengerti bahwa kami mungkin sedih karena alasan yang tidak dapat kami jelaskan.

4. Kami sedikit marah.

Biar saya perjelas: kami tidak marah kepada Anda. Kami menanyakan status vaksinasi Anda ketika Anda datang ke rumah sakit karena itu adalah bagian dari riwayat kesehatan Anda. Kami tidak melakukannya untuk menghakimi karakter Anda atau menceramahi Anda. Vaksin atau tanpa vaksin, jika Anda datang ke rumah sakit kami, kami akan merawat Anda.

Sebaliknya, kami marah karena negara kami telah terpecah sehingga layanan kesehatan terasa seperti permainan sepak bola politik. Sering kali, pasien kami dan keluarga mereka bertanya-tanya apakah kami berada di pihak mereka. Mereka tegang dan curiga, dan kami harus bekerja ekstra keras untuk meyakinkan mereka bahwa kami berada di pihak yang sama dengan mereka.

Jadi, inilah saran netral terbaik kami: jalinlah hubungan dengan dokter yang dapat Anda percayai untuk memberi tahu Anda fakta berdasarkan informasi medis yang terpercaya. Sungguh tidak ada pengganti untuk dokter yang cerdas yang mengetahui riwayat kesehatan Anda dan dapat Anda percayai.

5. Kami bukannya tanpa harapan.

Kami tidak melihat banyak keajaiban medis hari-hari ini. Kami melihat kematian dan sakit hati. Namun, Allah tetap bersama kita. Hadirat-Nya yang penuh kasih karunia juga merupakan sebuah keajaiban. Dia bekerja dengan sama dahsyatnya dalam kehilangan sebagaimana dalam penyembuhan seseorang. Jadi, kami dengan teguh memercayai harapan meskipun tidak terlihat (Rm. 8:24).

6. Kami tahu ada tujuan yang lebih besar dari rasa sakit.

Rasul Paulus menulis, "Tidak hanya itu, kita juga bersukacita dalam penderitaan kita karena tahu bahwa penderitaan menghasilkan ketekunan, ketekunan menghasilkan karakter, dan karakter menghasilkan pengharapan, dan pengharapan tidak membuat kita malu, sebab kasih Allah telah dicurahkan dalam hati kita melalui Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." (Rm. 5:3-5, AYT).

Kenyamanan dunia yang semu bagaikan memasang plester di atas pembuluh nadi yang mengalami pendarahan. Akan tetapi, Kitab Suci menawarkan reaksi berantai dari penghiburan yang sejati dan abadi melalui janji-janji Allah. Penderitaan kita penting bagi Allah. Itu bukanlah tanpa tujuan. Dia sedang bekerja di dalam kita.

7. Kristus sangat berharga.

Dalam bagian lain, Paulus menyatakan, "Sebab, penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami sebuah kelimpahan kekal kemuliaan yang melebihi segala-galanya. Kami tidak memperhatikan hal-hal yang kelihatan, melainkan hal-hal yang tidak kelihatan. Sebab, hal-hal yang kelihatan adalah sementara sedangkan hal-hal yang tidak kelihatan adalah kekal" (2Kor. 4:17-18, AYT).

Kita merasa seolah-olah kita memikul beban dunia di pundak kita, tetapi itu kebohongan. Kristus sudah menanggung beban itu bagi kita di kayu salib. Dan, karena Dia telah melakukannya, beban kita yang terasa berat sekarang, akan terasa sangat ringan jika dibandingkan dengan beban kemuliaan-Nya yang akan datang! Terpujilah Tuhan. (t/N. Risanti)

Diterjemahkan dari:
Nama situs : The Gospel Coalition
Alamat situs : https://thegospelcoalition.org/article/christian-healthcare-worker
Judul asli artikel : 7 Things Your Christian Healthcare Worker Wants You to Know
Penulis artikel : Gaye Clark